Cinta dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Maulid Nabi
Begitu besar cinta Nabi Muhammad kepada umatnya, barangkalai itulah diantara alasan yang menjadikan umat Islam pun begitu mencintainya. Dan kecintaan itu bukan sekedar teori dan angan-angan. Rasulullah telah membuktikannya. Sepanjang hayatnya, apa yang dimilikinya dia persembahkan untuk kebaikan umat, hingga diakhir hayatnya Beliau Saw. Apa yang Rasulullah ingat dan beliau ucapkan adalah umatnya, ummati..umati.

Cinta yang begitu besar dari Sang Rasul, telah memompa spirit umat Islam untuk juga mencintainya. Terlebih, kecintaan ini memang dikukuhkan oleh Al Quran sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT. Mencintai Nabi adalah refleksi kecintaan dan kepatuhan kepada Allah. Maka ragam kecintaan kepada Rasul pun dipraktekkan umat Islam: dari mengikuti tuntunan dan ajarannya; meneladani budi-perangainya; bersholawat kepadanya; menjaga kesucian dirinya, dan lain sebagainya. Umat Islam mencintai Nabi mereka dihatinya, dipikirannya, diperbuatannya bahkan di dalam tardisi-tradisi kesehariannya. Maka tidak heran, jika ada yang coba-coba menodai kesucian Sang Nabi, tak peduli abangan ataukah santri, preman atau kiyai, semuanya bergerak untuk membela Nabi.

Menjelang tanggal 12 Rabiul Awwal, yang dikenal sebagai hari kelahiran Nabi, atau Maulid Nabi, sebagian besar umat Islam biasanya telah bersiap dengan sejumlah agenda untuk mengekspresikan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad. “Peringatan Maulid Nabi Muhammad” atau “Perayaan Maulid Nabi” biasanya seperti itu mereka menamakan rangkaian acara yang lazim digelar untuk memperingati momentum bersejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Namun demikian, bagi sebagian kalangan, momentum kelahiran Nabi bukanlah sesuatu yang istimewa untuk dirayakan. Tidak ada tuntunan untuk memperingati dan mengadakan acara khusus untuk itu. Bahkan, mereka mengklaim merayakan Maulid Nabi adalah perbuatan bid'ah sayyiah yang tidak bersandar pada tuntunan Nabi itu sendiri.

Dalam rangka menengahi silang pendapat tentang Maulid Nabi ini, ufuk Islam merasa terpanggil untuk ikut mengkompilasi dan mempublikasikan kembali fatwa-fatwa dan pendapat para alim-ulama serta para fuqoha seputar hukum perayaan Maulid Nabi. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang utuh tentang duduk persoalan. Sehingga kita menjadi mengerti sudut pandang yang mendasari perbedaan pendapat dalam hal ini. Apa saja alasan-alasannya. Dan mengapa hal ini terjadi? Semoga saja upaya ini bisa mendekatkan yang jauh, meluaskan yang sempit dan mengeratkan yang renggang. Karena terkadang kekurang bijakan dalam mensikapi hal-hal seperti ini justru sering menjadi celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruhkan jernih ukhuwah umat, membuat retak bangunan persaudaraan yang sejatinya dipupuk dan dipelihara. Untuk itu, insya Allah dalam beberapa edisi ke depan Ufuk Islam akan berupaya mempubikasi fatwa-fatwa para ulama seputar hukum merayakan atau memperingati Maulid Nabi Saw., biidznillah.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger