Realitas Pendidikan di Palestina


Realitas Pendidikan di Palestina


PENDAHULUAN

Sesungguhnya pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan bangsa seperti pentingnya udara bagi kehidupan manusia. Sejauh sebuah bangsa memegang prinsip pendidikan dan berusaha untuk memajukannya, sejauh itu pula mereka akan tumbuh maju dan memiliki posisi di muka bumi.

Ilmu memiliki kedudukan yang tinggi di setiap agama samawi. Allah swt mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menuntut ilmu. Dalam Islam, ilmu memilki keutamaan dan keistimewaan berdasarkan wahyu. Ayat Al quran yang pertama turun kepada nabi kita Muhammad saw "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Mengenai keutamaan ilmu, Allah SWT berfirman, " Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."

Dari Abu Umamah R.A bahwasanya Rasulullah SAW bersbada, " Keutamaan seorang alim (yang berilmu) atas abid(ahli ibadah) seperti keutamaan diriku atas kalian" ( HR Tirmidzi, beliau berkata: hadis hasan ).

Dari Abu Darda radliyallohuanhu berkata : aku pernah mendengar Rasulallah SAW bersabda "Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya Malaikat menaruh sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridlo atas perbuatannya. Sesungguhnya penuntut ilmu dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi sampai oleh ikan yang ada di air. Keutamaan seorang alim atas abid seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan mereka tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu, barang siapa yang mendapatkan ilmu maka di telah mendapatkan keuntungan yang sangat banyak (HR Abu Daud dan Tirmidzi )

Dari ayat dan hadis di atas nampak jelas sejauh mana Islam menaruh perhatian terhadap ilmu dan para penuntutnya. sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemajuan dan kedudukan suatu bangsa di dunia tergantung pada ilmu dan para ulamanya, karena itulah maka pendidikan merupakan senjata paling berharga, paling kokoh dan paling awet bagi kekuatan bangsa.

Dan Zionis Israel telah mengetahui akan hal ini sejak dulu dan berusaha untuk menghancurkan pendidikan di Palestina dengan langkah-langkah yang jitu sejak meletusnya gerakan Intifadloh pada tahun 2000 M sampai sekarang, pendidikan Palestina semakin bertambah sulit seperti menimpa lapangan hidup lainnya sebagai dampak dari agresi Israel yang terus menerus, terutama sekali hal ini berhubungan dengan kehidupan anak-anak Palestina; jiwa, masa depan dan sekolah mereka. Israel telah membunuh, menangkap serta melukai ratusan anak-anak Palestina, merusak fasilitas sekolah dan mengalih fungsikan sekolah menjadi asrama militer dan menutup sejumlah universitas.

Banyak sekali anak-anak, pelajar dan mahsiswa yang menemui syahid ketika mereka pergi ke sekolah dan kampus atau ketika dalam perjalanan pulang. Diantara mereka ada yang syahid ketika di bangku sekolah disaksikan teman-temannya, sedangkan tas dan bukunya berlumuran darah. Hal semacam ini sering terjadi.

Tidak berhenti hanya disitu penjajah Israel membangun tembok pemisah rasialis yang menambah penderitaan dunia pendidikan dan menghalangi guru dan murid untuk sampai ke sekolah mereka dengan aman dan dalam waktu yang singkat sehingga akhirnya mereka terpaksa menempuh jarak yang jauh atau menunggu izin untuk melintasi pintu gerbang di tembok pemisah.

Ketika kita mengetahui bahwa jumlah murid pada tahun sekarang bertambah sebanyak 19.000 di banding sebelumnya walau di tengah kesulitan dan rintangan. Di Palestina, seorang guru mengajar 20 murid. Padahal jumlah sebanyak ini tidak akan terjadi di sebagian besar Negara yang aman dan tenang. Tragedi pendidikan Palestina tidak terlepas dari ulah tangan penjajah Israel yang zalim.

Berangkat dari kenyataan ini dan dari hati yang teguh, tulisan ini menjadi secercah harapan untuk mewujudkan cita-cita dan harapan .

DATA DAN FAKTA PENDIDIKAN DI PALESTINA

1. Jumlah murid sebanyak 1.182.246 siswa duduk di TK dan bangku sekolah. 710.287 siswa terdapat di Tepi Barat dan 471.959 siswa di Jalur Gaza. Terdiri dari 592.389 laki laki dan 589.857 perempuan yang tersebar berdasarkan lembaga pendidikan. Sebanyak 766.730 siswa di sekolah negeri, 235.116 siswa di sekolah milik lembaga donor internasonal, 78.111 siswa di sekolah swasta, 84.289 anak di TK. Jumlah siswa pada tahun ini bertambah mencapai 19.000 siswa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

2. Jumlah sekolah sebanyak 3.402 sekolah dan TK. Sebanyak 2.521 sekolah dan TK terdapat di Tepi Barat, dan 881 sekolah dan TK terdapat di jalur Gaza, tersebar di lembaga pendidikan: sekolah swasta dan 1.833 sekolah negeri, 309 sekolah yang menginduk pada lembaga donor internasional, 288972 TK.

3. Jumlah sekolah milik lembaga donor internasional di distrik Gaza lebih banyak di bandingkan di Tepi Barat jumlahnya mencapai 214 dan 95 sekolah di Tepi Barat.

4. Jumlah pusat-pusat kebudayaan sebanyak 204 buah.

5. Jumlah guru dan guru laki laki dan wanita, pegawai di sekolah pada setiap jenjang pendidikan TK sebanyak 57.0973.792 guru berada di Tepi Barat, dan 19.805 guru berada di distrik Gaza, terdiri dari 24.073 laki laki dan 33.024 wanita yang tersebar di sekolah dan TK sesuai dengan lembaga pengelola pendidikan, 38.134 guru di sekolah negeri, 9.279 di sekolah milik lembaga donor internasional, 5.404 di sekolah swasta dan 4.280 di TK.

6. Rata-rata jumlah murid untuk setiap guru di setiap sekolah berbeda beda tergantung pihak pengelola pendidikan.Seorang guru mengajari 2.008 siswa di sekolah negeri, 2.809 siswa di sekolah lembaga donor internasional, 1.408 siswa di sekolah swasta dan 19 anak di TK.

7. rata rata jumlah siswa di setiap cabang berbeda dari satu level ke level lainnya tergantung pihak pengelola pendidikan. Rata rata jumlah siswa di TK mencapai 25 anak di setiap cabang. Dan di tingkat dasar rata rata jumlah siswa mencapai 3.406 siswa. Adapun di tingkat SMU rata rata mencapai 3.007 siswa untuk setiap cabang. Rata rata jumlah siswa di tingkat cabang berdasarkan pihak pengelola pendidikan sebagai berikut: 3.409 siswa di setiap cabang pada sekolah negeri, 3.904 siswa pada setiap cabang di sekolah lembaga internasional, 2.403 siswa pada setiap cabang di sekolah swasta.

8. Telah dicetak buku sekolah sebanyak 1.404.130.535 dengan biaya 1.204.490.340 dolar.

9. Laboratorium computer sebanyak 1.188 buah yang terdapat di sekolah sekolah

10. Laboratorium penelitian sebanyak 1.233 buah

11. Sekolah sekolah yang tersambung dengan jaringan internet sebanyak 121 sekolah

12. Perpustakaan lengkap sebanyak 1.341 buah di sekolah sekolah

13. Terdapat 623 petugas BP (Bimbingan dan Penyuluhan) di 1.073 sekolah, dengan persentase 70% di tepi barat, 275 konsuler atau 90% di sekolah sekolah distrik Gaza.

14. Program pemberantasan buta hurup. Terdapat 117 kelas yang tersebar di propinsi selatan yang memberikan pengajaran untuk orang dewasa.

15. Statistik pelanggaran yang dilakukan Israel dalam bidang pendidikan semenjak 28-9-200031-3-2007 :

Jumlah

keterangan

no

1.189 Pelajar dan mahasiswa, 330 diantaranya adalah anak-anak

Pelajar dan mahasiswa yang di tangkap

1.

107 guru dan karyawan

Guru dan karyawan di lembaga pendidikan tinggi

2.

1.125 sekolah dan yayasan perguruan tinggi

Sekolah yang ditutup akibat agresi Israel

3.

12 sekolah dan universitas

Sekolah dan universitas yang ditutup atas perintah militer

4.

359 sekolah, kantor pendidikan dan pengajaran dan universitas

Yayasan pendidikan dan pengajaran yang terancam roboh

5.

43 sekolah

Sekolah yang beralih fungsi menjadi barak militerٍ

6.

870 syahid

Para syuhada dari kalangan guru, siswa, mahasiswa dan pegawai

7.

Pendidikan di Jalur Gaza

Pendidikan di Gaza menghadapi serangan terus menerus dari agresor Israel semenjak beberapa tahun. Untuk menghancurkan pendidikan, mereka melakukan penyerangan militer dan politik, melakuakan blokade dan penutupan, dan melarang masuknya barang-barang kebutuhan terutama kebutuhan dan perlengkapan di bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan dengan target membuat generasi anak-anak yang bodoh. Statistik departemen pendidikan dan pengajaran Palestina menyebutkan bahwa 1.200 siswa yang lulus ujian tingkat SMU pada tahun 2008 dan siswa yang berminat belajar di luar negeri terancam gagal melanjutkan studi mereka. Para siswa yang berprestasi akan kehilangan beasiswa pendidikan yang mereka peroleh dari sejumlah Negara arab dan asing selama penutupan jalur transportasi dan larangan bepergian masih diberlakukan. Penderitaan juga menimpa siswa-siswa yang dilarang untuk pulang ke negeri mereka kecuali setelah menamatkan pendidikan tingginya.

Pelanggaran pendidikan yang terjadi di distrik Gaza berupa :

1. Penutupan jalur lintasan dan embargo ekonomi.

Embargo ekonomi mengancam masa depan sekitar 446.189 siswa siswi di distrik Gaza pada tingkat SD, SMP dan SMA yang tersebar di 629 sekolah yang tergabung dalam sekolah negeri, sekolah lembaga donor dan sekolah swasta. Penutupan jalur sejak lebih dari satu tahun setengah telah menghalangi sekitar 700 siswa untuk melanjutkan studi mereka di universitas di luar negeri sesuai dengan statistik pusat perlindungan hak-hak palestina. beasiswa FULLBRIGHT Amerika misalnya,

Sejumlah beasiswa pendidikan yang diperoleh siswa dari yayasan Fullbright ditarik kembali karena keterlambatan mereka di wasington akibat pemerintah Israel menolak untuk memberi izin kepada mereka untuk meninggalkan gaza.

2. Kekurangan fasilitas fisik dan perlengkapan akibat embargo

Kekurangan buku sekolah dan perlengkapannya berdampak buruk bagi para siswa di distrik gaza menurunnya kualitas pendidikan mereka disamping berakibat buruk secara psikologis bagi setiap siswa, guru dan pemerintah. Berdasarkan laporan yayasan hak-hak asasi manusia di gaza menunjukan bahwa keterbatasan jumlah buku tingkat SD mencapai 50%, di tingkat SMP 30% atau sekitar 69.970 siswa tingkat SD dan SMP tidak memiliki buku sekolah. Departemen pendidikan dan pengajaran menutupi kebutuhan 70% siswa dengan cara memanfaatkan buku-buku lama dan buku-buku yang diambil dari siswa-siswa pada tahun-tahun sebelumnya. Disebutkan pula bahwa para guru sulit mendapatkan kapur untuk menulis.

Semua proyek pengembangan untuk laboratorium computer atau laboratorium penelitian terhenti disebabkan kekurangan perlengkapan yang dibutuhkan. Telah Terjadi penyusutan jumlah laboratorium computer sebanyak 4% disebabkan ditariknya computer dari laboratorium sekolah yang didistribusikan untuk kebutuhan kantor karena sangat kekurangan computer dan menganggur disebabkan putusnya aliran listrik secara berulang-ulang dan tidak di izinkan masuknya computer-komputer baru. Putusnya aliran listrik berlangsung selama lebih dari 8 jam melebihi jam pelajaran penuh. Embargo ekonomi menyebabkan terhentinya proyek pengadaan jaringan intrenet bagi sekolah disebabkan karena perlengkapan yang diperlukan untuk keberlangsungan proyek ini tidak bisa masuk ke distrik gaza sehingga proyek terhenti secara total.

3. invasi- invasi Israel yang terus menerus menyebabkan syahidnya sejumlah siswa dan guru dan berkurangnya jumlah mereka. Di samping itu invasi Israel menyebabkan rusaknya sekolah-sekolh seperti rusknya fakultas pertanian di jiblia yang di bombardir oleh tang-tang Israel. Dan kejadian-kejadian seperti ini banyak terjadi. Penarikan pasukan penjajah Israel dari distrik tidak berarti bahwa invasi berhenti begitu saja, justru invasi terus berlangsung terutama di titik-titik pertemuan dengan lawan.

4. Penangkapan-penagkapan dengan dalih keamanan

Penjajah Israel merasa tidak cukup dengan menutup jalur lintasan bahkan menyusun model penyesatan baru melalui bantuan internasional yang memberi para pelajar di gaza visa keluar masuk dan visa belajar di negarannya dengan memasukkan informasi keamanan yang di rekayasa dengan maksud supaya mereka tercatat di "daftar hitam" untuk selamanya.

5. kekisruhan politik dalam negeri

Kekisruhan politik di dalam negeri menyebabkan :

1. 80% guru melakukan pemogokan dan mereka diganti dengan guru baru, mereka adalah para insyinyur yang mengajarkan matematika. Walaupun demikian krisis masih terjadi disebabkan aksi-aksi pemogokan.

2. pemotongan gaji semua pegawai selain mereka yang melakukan pemogokan tanpa memperhatikan afiliasi politik dan partai mereka.

Pendidikan di Tepi Barat

Tepi barat memiliki kekhususan dibanding gaza baik secara demografi, politik maupun geografi. Hal-hal yang menghalangi proses pendidikan di tepi barat diantaranya :

1. Dibangunnya tembok pemisah

2. Barikade militer

3. Penganiayaan terhadap guru dan siswa baik dengan penangkapan ataupun penyiksaan.

Agresi, embargo dan invasi yang dilancarkan Israel bertanggung jawab dalam kemerosotan dan kemunduran pendidikan selain berdampak buruk pada aspek psikologis siswa.

Sebagaimana yang telah kami sebutkan bahwa rintangan yang paling penting bagi pendidikan adalah tembok pemisah. Karena itu, kami sengaja bahas masalah ini secara terpisah :

Pendirian tembok ini menyebabkan perampasan 10% tanah tepi barat mencapai 160-18000dm, dan diperkirakan panjang tembok ini tiga kali lipat panjang tenbok berlin dan dua kali lipat tingginya.

Tembok pemisah mengisolasi sekitar 89.500 orang palestina dari penduduk tepi barat, selain itu 200.000 orang palestina terisolasi di dalam al quds dari tepi barat sebagaimana mengisolasi 36 kelompok penduduk di dalam tembok di beberpa daerah :Jenin, Tolkrem, Kolakiliah, Betlehm, Selatan Hebron dan daerah pinggiran Yerussalem. Pengisolasian ini termasuk pelanggaran yang memiliki dimensi yang berbeda pada setiap tingkat social, ekonomi, kemanusiaan dan pendidikan.

Diantara bentuk pelanggaran di bidang pendidikan yang diakibatkan adanya tembok pemisah rasialis ini:

1. sebanyak 2.898 siswa di propinsi Jenin dan Tolkarm, dan Kolakiliah tidak mampu menamatkan pendidikan mereka akibat adanya tembok pemisah yang menghalangi mereka untuk sampai ke sekolah.

2. 60 km dari Universitas Al quds mengalami penyusutan, hal itu karena tembok melintasi bagian barat tanah universitas. Tanah yang menyusut mencapai sepertiga tanah universitas.

3. Diantara aktivitas sehari-hari yang sering dilakukan ialah penyiksaan di pintu gerbang tembok ehingga guru wanita sering mendapatkan pelecehan dengan ucupan yang menyebalkan dari tentara Israel, yaitu dengan pemeriksaan badan.

4. diantara aktivitas yang menyakitkan ialah tidak diizinkannya siswa dan guru untuk pergi ke sekolah mereka di sebagian besar hari dengan alas an dan cara-cara yang berbeda. Kadang mereka diizinkan untuk melintasi setelah mendekati waktu berakhirnya waktu belajar.

Dan kami tegaskan disini bahwa tembok Israel dan kebijakan politik Israel yang berhubungan dengan pendidikan telah melanggar perjanjian dan UU berikut ini :

1. UU pengajaran pendidikan wajib Israel yang mewajibkan pemerintah untuk menyelenggaran pendidikan secara gratis bagi setiap anak yang berumur 5-15 tahun tanpa melihat apakah anak ini tercatat sebagai penduduk di departemen dalam negeri atau bahkan kedua orang tuanya tinggal secara tidak resmi.

2. klausal 50 dari perjanjian Jenewa yang ke 4 yang menuntut Israel sebgai agresor untuk memudahkan bagi yayasan-yayasan yang membaktikan diri untuk melindungi anak-anak dan pendidikan mereka untuk menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya.

3. Perjanjian yang dibuat untuk menolak diskriminasi dalam pendidikan yang melarang dengan keras pembatas pendidikan terbatas bagi kelompok bagi yang memiliki kedudukan baik individu ataupun kelompok.

4. Kampanye internasional untuk hak azasi manusia yang menegaskan bahwa pendidikan adadlah hak bagi setiap orang.

5. Perjanjian hak-hak anak yang menegaskan bahwa negara wajib mengakui hak anak dalam pendidikan di atas prinsip persamaan kesemptan.

6. Kesepakatan internasional seputar hak-hak ekonomi, social dan budaya yang menegaskan bahwa pendidikan itu hak setiap orang dan pendidikan dasar wajib dan tersedia bagi semua orang secara gratis.

Untuk penjelasan lebih lengkap dalam masalah ini anda bisa mengunjungi departemen pendidikan tinggi palestina www.moe.gove.ps

PENDIDIKAN DI AL QUDS

Apabila pendidikan begitu penting, maka alangkah pantasnya kalau perhatian terbesar diarahkan untuk membangun peradaban kota Al quds yang memiliki kedudukan khusus di mata bangsa-bangsa dunia sebab dia merupakan tempat turunnya tiga risalah samawi dan juga merupakan tempat bertemunya ambisi perang sepanjang sejarah.

Nampak nyata bagi kita apa yang dilakukan oleh penjajah zionis yang tercermin dalam rencana-rencana yang cermat untuk menghapus identitas arab bagi kota Al quds terutama di bidang pendididkan, dengan cara mengajarkan bahasa ibrani dan melarang pengajaran pendidikan kewarganegaraan palestina serta memperburuk kenyataan sejarah dan geografi kota Al quds dan penjajahan secara ekonomi yang dirasakan penduduk Al quds dan menganggap mereka sebagai pendatang bukan bangsa di negerinya sendiri.

1. Jumlah penduduk arab di kota Al quds pada akhir tahun 2006 mencapai 252.400 orang atau mendekati 34% dari jumlah total penduduk Al quds timur dan barat.

2. Adapun yahudi jumlahnya mencapai 481.000 orang atau 66% dari seluruh penduduk kota Al quds bagian timur dan barat. Al quds dihuni sekitar 15.000 orang kristiani.

3. Ketika penjajah berusah menambah jumlah yahudi dengan berbagai cara yaitu dengan perluasan batas-batas al quds untuk menambah jumlah penduduk yang memiliki kepadatan dan mempersempit penduduk arab untuk bertambah banyak dan melarang pembangunan tempat tinggal serta mewajibkan pajak dan mengintimidasi penduduk agar meninggalkan kota al quds ke kota yang berada di tepi barat atau ke luar negeri.

4. Jumlah penduduk arab di Al quds bertambah sedikit dari seperempat juta orang, rata-rata bertambah 4,1% tiap tahun, sedangkan pertambahan yahudi rata-rata hanya 1,2%

5. Bertambahnya penduduk Al quds secara cepat kembali kepada keadaan mereka sebagai masyarakat baru. Bertambahnya penduduk secara cepat walaupun terjadi penyusutan identitas penduduk Al quds yang kebanyakan mereka tinggal di luar selama 7 tahun berdasarkan UU Pusat Kehidupan pada tahun 1950 dan tahun-tahun selanjutnya.

6. Adapun jumlah siswa pada penduduk Al quds mencapai 35% dari total penduduk arab. Jumlah ini mewakili jumlah orang-orang yang berumur antara 5-18 tahun atau umur awal tingkat TK sampai SMU.

7. banyaknya pihak yang menangani masalah pendidikan di Al quds. Kolom berikut ini menjelaskan distribusi sekolah dan jumlah siswa :

Persentase siswa

cabang

Jumlah siswa

Jumlah sekolah

Jenis sekolah

53%

1119

37.934

48

Sekolah negeri israel

17%

472

12.243

38

Sekolah wakaf islami

5%

105

3.535

8

Sekolah wikalah

25%

685

17.973

47

Sekolah swasta

100%

2381

71.685

141

total

Nota kesepakatan perundingan di bawah pengawasan PBB untuk pendidikan untuk mengembangkan pendidikan di al quds, sejumlah cendekiawan dan praktisi pendidikan dari dalam dan luar al quds kami hidangkan pada anda sekalian poin-poin penting sebagai hasil dari perundingan :

1. Pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan pendidikan di Al quds mereka ialah :

1. Siswa

2. Guru

3. Lembaga pendidikan

4. Penjajah israel

5. Otoritas palestina

6. Lembaga-lembaga non profit

7. Orang kaya

8. Tokoh masyarakat dan para pemikir

9. Media masa

10. Masyarakat Al quds

2. masalah-masalah penting yang wajib di perhatikan di bidang pendidikan ialah :

1. Berkembangnya sekolah-sekolah pemerintah Israel.

2. Penduduk Al quds dianggap sebagai orang pendatang

3. proyek zionis guna menghapus identitas bangsa palestina

4. Kebutuhan akan adanya koordinasi antara sumber-sumber pendidikan

5. Menyiapkan murid dalam kelas (ruang kelas yang sempit)

6. Lemahnya infrastruktur (pembangunan laboratorium, fasilitas dan aula)

7. Lemahnya kontribusi pemerintah palestina untuk pendidikan

8. Lemahnya program perekrutan dan penyeleksian guru

9. Rendahnya gaji guru dan hilngangnya motivasi karena berkembangnya sekolah pemerintah dan bertambahnya biaya

10. Adanya ketidakjelasan visi dan lemahnya kemauan yang dimiliki siswa atas siatuasi dan kondisi yang meliputi mereka.

11. Kurikulum yang membutuhkan pengembangan (pengembangan kurikulum)

12. Pemerintah Israel menutup terhadap universitas dengan dalih yang jelek sebagai halangan kemajuan dan perkembangan pendidikan

13. Mendayagunakan wakaf di dalam maupun di luar al quds dan palestina

14. Memperkokoh tali ikatan masyarakat al quds di tengah-tengah tekanan dan penderitaan di bidang pendidkan dan yang lainnya

Inilah 14 poin dari 20 poin yang dihasilkan dari pertemuan yang kami anggap sangat penting.

REKOMENDASI UNTUK KEBANGKITAN PENDIDIKAN DI AL QUDS

Kami memandang untuk menempatkan rekomendasi di akhir tulisan pada rekomendasi-rekomendasi umum untuk pendidikan palestina. Hal itu sesuai dengan rekomendasi-rekomendasi untuk pendidikan palestina.


Kami mohon kepada Allah semoga rekomendasi ini sebagai awal kebangkitan pendidikan di
kota al quds.

Semua memanggil al quds yang telah dirampas

Allah telah menurunkan padanya tanda tanda yang menjadikan manusia dan jin mulia

Katakanlah kepada orang yang menyangka bahwa kami tidak akn kembli kepadanya

Sungguh persangkaanmu telah keliru karena bisikan syetan.

PENDIDIKAN DI KAMP-KAMP PALESTINA

Ketika berbicara mengenai pendidikan di palestina kami tidak akan melupakan 67,7% anak bangsa palestina dan Israel lah yang mesti bertanggung jawab secara UU politik dan moral akan munculnya masalah pengungsi dan efek-efek yang ditimbulkannya. Di sini kami akan membahas para pengungsi palestina di Libanon, Yordania dan Rusia saja.

1. Libanon

Para pengungsi di Libanon mengalami dua penderitaan, kami akan menjelaskan masalah-masalah yang berkenaan dengan pendidikan dan akan menitik-beratkan pada masalah yang berkaitan khusus dengan pendidikan karena tulisan kita mengkhususkan masalah pendidikan. Diantara penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan bagi siswa palestina di Libanon adalah :

· 1. Jumlah sekolah : salah satu penyebab paling menonjol rendahnya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah ANRU dan

  • ·Jumlah sekolah yang terbatas , dan kebanyakan berada di lokasi-lokasi perkemahan
  • · Terlalu banyak jumlah siswa di dalam kelas. Di banyak sekolah, jumlah siswa di kelas lebih dari 50 siswa.
  • ·Adanya dua system yang berlaku di kebanyakan sekolah Onro, sementara factor waktu membuat pemberian materi pelajaran dan kegiatan pendukung kurikulum menjadi sedikit
  • ·45% dari sekolah yang ada adalah sekolah sewa dan membutuhkan lapangan dan penerangan yang cukup.

2. Tidak adanya informasi yang mendetail tentang kurikulum pendidikan

Terdapat gap yang sangat luas antara informasi yang mengaitkan kurikulum pendidikan di departemen pendidikan dan para guru secara umum, dan di sekolah-sekolah Onro khususnya. Ini menuntut tujuh tam pengajaran dalam sehari yang mana bertentangan dengan sitem pengajaran dua shift yang memangkas jam pelajaran. Ditambah lagi dengan kebutuhan kurikulum baru seperti fasilitas seperti laboratorium, computer dan lain-lain, dan ini sulit bagi Onro untuk memenuhinya.

3. tidak adanya tekonologi terbaru untuk mengikuti kurikulum baru.

Hal ini tentu saja menuntut ditambahnya laboratorium, perpustakaan, lapangan, media pembelajaran, computer, radio, media hiburan yang sangat dibutuhkan oleh sekolah-sekolah.

4. kurangnya kondisi material

Hal ini ditandai dengan meningkatnya fenomena bergabungnya para siswa di kamp-kamp pada pekerjaan-pekerjaan ringan di luar rumah pada lima tahun terakhir. Selain itu mereka mengalami pengabaian, dan kebanyakan para siswa putus sekolah mengalami hal hal sebagai berikut :

- Perasaan tidak aman karena aksi-aksi kekerasan

- Depresi dan stress

- Stress psikologis dan social akibat dari situasi kehidupan yang makin sulit.

Penelitian yang dilakukan oleh organisasi FAFO pada 1992 mendeskripsikan poin-pon berikut :

- Bertambahnya angka rata-rata siswa putus sekolah di sekolah-sekolah ANRO yang berumur kurang dari 15 tahun.

- Persentase angka putus sekolah pada 1999 meningkat. Barangkali sebab utamanya adalah rendahnya level pendidikan di sekolah dan mundurnya system pendidikan di sisi lain. Selain itu factor lain yang berperan adalah para siswa tidak menerima bantuan dari orang tua mereka atau dari sumber lain yang level pendidikannya rendah.

- Hasil riset FAO di kamp-kamp pengungsian di Libanon (dan pertama kalinya diumukan di konfrensi UNICEF local yang diselenggarakan di Amman, Juni 2000) dan di Beirut, Mei 2003 adalah sebagai berikut :

a. 10 % dari pekerja anak berusia 14 tahun.

b. 30 % dari pekerja anak berusia 15 tahun.

c. 35% dari pekerja anak berusia 17 tahun.

d. Hanya 20% dari pekerja anak yang terdaftar di sekolah, sedangkan sisanya mencicipi pendidikan yang sangat terbatas.

5. Pengkatrolan nilai. Tingginya persentase siswa-siswa yang mendapat nilai rendah dan bahkan yang tidak lulus tapi nilainya dikatrol sehingga jadi lulus. Mungkin lebih baik menentukan standar nilai kelulusan sejak awal masuk sekolah.

6. Mundurnya pelayanan dan servis yang dilakukan oleh ANRO, bahkan bujet yang diajukan untuk sector pendidikan tidak sinkron dengan bertambahnya pertambahan angka penduduk yang menjadi pengungsi Palestina di Libanon.

7. Kurangnya perhatian keluarga terhadap anak, dan tidak adanya pengawasan masyarakat.

Yang terjadi, para siswa dibiarkan tanpa adanya pertanggungjawaban, sehingga tidak ada prinsip ganjaran dan sanksi. Sebabnya adalah keluarga tidak peduli terhadap masalah itu ditambah lagi dengan terbatasnya wawasan mereka (bahkan juga melanda para guru dan cendekiawan) dalam situasi sempitnya lapangan kerja.

Sedangkan di level perguruan tinggi, ANRO tidak berkontribusi secara financial terhadap urusan uang kuliah, buku-buku, kertas dan transportasi, padalah tingkat perguruan tinggi adalah tingkat pendidikan yang memerlukan banyak biaya. Hal ini tentu saja menyebabkan hilangnya gairah dan ambisi mahasiswa dalam belajar. Apalagi jika impian mereka untuk menjadi dokter, atau insinyur disebabkan tingginya biaya kuliah di universitas swasta, lalu para mahasiswa masuk ke universitas yang tidak memiliki semua jurusan, maka punahlah impian mereka. Hal ini juga menyebabkan mereka mengalami depresi dan tekanan mental. Demikianlah, para mahasiswa Palestina juga tidak mendapatkan beasiswa yang seharusnya diberikan oleh ANRO.

II. YORDANIA

Terdapat sekitar 50.601 pengungsi yang tercatat di kamp-kamp pengungsian di Yordania, sedangkan angka sesungguhnya sekitar seratus ribu jiwa. Jumlah sekolah dasar dan menengah 177 sekolah. Sedangkan jumlah siswa yang tercatat ada 129.327 siswa dan siswi.

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan bagi para siswa Palestina di Yordania :

1. Sekolah menerapka system masuk dua shift, pagi dan sore karena kurangnya bangunan dan dana untuk membangun sekolah-sekolah baru, dan ini pada gilirannya hal ini menyebabkan berjubelnya siswa dalam satu kelas, sekitar 50 siswa.

2. Institusi perwakilan menolak anggaran untuk penambahan jumlah buku-buku oleh karena UNESCO tidak menyetujuinya.

3. Butuh surat keterangan dari departemen dalam negeri untuk diterima di sekolah-sekolah Yordania.

4. Di universitas-universitas negeri, mahasiswa diharuskan membayar uang kuliah tiga kali lipat.

5. Kesulitan keuangan akibat tidak diterimanya mereka di tempat-tempat kerja.

III. SURIAH

Realitas pendidikan yang ada di kamp-kamp pengungsi Palestina di Suriah mengalami kemajuan yang cukup pesat, dimana persentase buta huruf turun dari 19% pada 1984 menjadi 11 % pada 1995.

Kebanyakan siswa SD dan SMP masuk ke sekolah-sekolah Wakalah al-Ghauts (Institusi untuk membantu pengungsi),sedangkan 25% dari mereka masuk ke sekolah negeri.

1. Kendala terbesar yang dihadapi oleh orang Palestina di SUriah dan ini berpengaruh terhadap kehidupan mereka khususnya di sector pendidikan adalah kemiskinan dan kondisi ekonomi yang rendah.

2. 70% dari penduduk di kamp-kamp pengungsi Palestina di suriah hidup di bawah garis kemiskinan.

3. Ada juga siswi menunggu saudaranya untuk secara bergantian memakai seragam sekolah, kemudian baru pergi ke sekolah. Misalnya, satu keluarga memiliki 4 anak, sementara harga seragam sekolah 40 dolar, berarti 160 dolar untuk empat anak, sehingga hal ini menyulitkan orang tua.

4. Pengungsi Palestina tidak mengalami kesulitan menyekolahkan anaknya ke sekolah dan universitas di Suriah. Persyaratan dan ketentuan yang berlaku bagi mereka sama dengan yang diberlakukan terhadap orang Suriah.

5. Sebenarnya terdapat bantuan-bantuan financial, namun tidak mencukupi untuk mengatasi kesulitan keuangan pengungsi Palestina.

6. Keadaan semakin sulit dan kompleks manakala siswa masuk ke perguruan tinggi dan SMU, karena selain masalah uang kuliah yang semakin besar, meningkat juga ongkos transportasi, uang saku dan lain-lain.

7. Diantara problem pendidikan adalah berjubelnya siswa dalam satu kelas, dimana jumlah siswa dalam satu kelas mencapai 60 siswa.

8. Bantuan yang diberikan kepada sekolah-sekola ANRO semakin berkurang. Tidak ada lagi pembagian buku-buku baru, sehingga buku pelajaran yang ada semakin lusuh dan lecek karena dipakai secara bergiliran diantara siswa dari tahun ke tahun ditambah dengan keluarga harus juga menanggung biaya buku sekolah dan biaya lainnya.

REKOMENDASI DAN HARAPAN BAGI KEBANGKITAN PENDIDIKAN PALESTINA

1. Menjalankan proyek perekrutan tokoh dan para pemikir untuk berkontribusi dan mengerahkan kemampuan mereka untuk memperkaya data pendidikan dan membuat proyek yang kokoh dan berpengaruh yang menjadi sumber referensi khususnya di kota madinah.

2. di bawah bayang-bayang gambaran realitas sekarang pendidikan palestina khususnya di al quds merekomendasikan untuk membentuk komite penerangan yang berfungsi untuk membantu pendidikn palestina di setiap penjuru khususnya al quds yang dipancarkan ke sejumlah saluran parabola.

3. mendahulukan proyek-proyek fungsional strategis dalam dua bentuk (social dan bisnis) yang aman dan transparan ang menarik investor.

4. merekomendasikan untuk mempersiapkan langkah strategis jelas dan terperinci untuk pengembangan pendidikan di palestina terutama di al quds, dengan cara konsolidasi dan kerjasama dengan semua pihak yang terkait.

5. menyediakan bantuan materi secara terus-menerus dan sesuai untuk melaksanakan proyek pandidikan yang sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan.

6. membangun sekolah-sekolah swasta yang dibiayai dari orang kaya untuk membantu orang-orang Palestina.

7. mengembangkan proyek khusus untuk mempersiapkan, menyeleksi dan mengembangkan para guru sesuai dengan strategi tertentu dan mengawal perkembangannya.

8. membentuk komite khusus dan membantunya secara materi untuk mengembalikan model kurikulum pendidikan yang sesui dengan identitas palestina, arab dan islam, dan memberikan bimbingan dalam mengembangkan kurikulum ( sekolah-sekolah ANRO ) khususnya di al quds dan daerah-daerah yang berada dalam penjajahan.

9. menyiapkan dan melakukan inovasi proyek pendidikan yang strategis dan professional.

REFERENSI DAN SUMBER RUJUKAN

Referensi :

1. Al Quran

2. Shahih Muslim

3. Shahih Bukhari

4. Sunan Tirmidzi

5. Mu'jam Al ghoni

6. Kamus Al muhith

Sumber Rujukan :

1. Organisasi Palestina untuk kemerdekaan

2. Situs Departemen Pendidikan Tinggi Palestina www.moe.gov.ps

3. Yayasan Hak-hak Asasi Manusia Gaza

4. Wawancara dan tukar pendapat secara khusus dan langsung di Palestina

5. Wawancara dan tukar pikiran dari penjuru palestina

6. Forum diskusi pendidikan di al qud antara kenyataan dan harapan yang diadakan oleh Organisasi dunia untuk Pendidikan tanggal 3-9-2008 M

7. Kantor Umum Urusan Hubungan luar Negeri DEpartemen pendidikan dan Pengajaran Palestina.


#Lembar Kerja Konferensi Kemanusiaan Internasional Untuk Korban Penjajahan

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger