Mengapa Masih Enggan membaca Al Quran?


Mengapa kita masih enggan membaca Al~Quran?

Bukankah Ia adalah Kitab panduan setiap muslim?

” Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Al Baqarah: 2)

Dan bukankah mengikuti setiap petunjuknya akan membuahkan berkah dan rahmat serta kebahagiaan bagi hidup ini?

”Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (Al An’am:155)

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (An Nahl: 89)

Dan buakankah Ia obat penawar hati yang dengan membaca, mendengarkan dan menelaahnya hati akan menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang?

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d:28)

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Al Isra: 82)

lalu bagaimana ia akan menjadi panduan, rahmat, penawar hati, penentram jiwa, penghilang gundah gulana jika membacanya saja kita masih enggan? Jika mempelajarinya saja kita ogah-ogahan?

Mungkinkah ia memberikan semua keutamaan itu?padahal dirumah-rumah kita ia lebih sering menjadi pajangan, di masjid-masjid kita keberadaannya tidak lebih menjadi hiasan. Dikantong-kantong kita ia hanya menjadi teman bagi buku-buku yang berserakan.

Tidakkah cukup Rasulullah saw. Menjelaskan akan keutamaannya?

Seorang sahabat Rasul, Abu Musa Al Asy’ary radliyallahuanhu meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda, ”Perumpamaan mukmin yang membaca Al~Quran adalah bagaikan buah Utrujah;baunya harum dan rasanya lezat. Dan mukmin yang tidak membaca Al~Quran adalah bagaikan buah korma; tidak harum, tapi rasanya manis. Dan orang munafik yang membaca Al~Quran adalah bagaikan buah Raihanah; baunya harum tapi rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al~Quran adalah bagaikan buah Handhalah; tidak harum dan rasanya pahit.” (Muttafaqun’alaih)

Dalam hadits lain, Ibnu Mas’ud radliyallahuanhu meriwayatkan, Rasulullah saw. Bersabda, ”Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan dan kebaikan itu dikali lipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif laam Miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (Riwayat Tirmidzi)

Dan bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk membacanya?
” Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Ankabut:45).

Ataukah rasa malas itu lahir karena kita merasa bahwa kualitas bacaan Quran kita masih sangat minim? padahal bukankah Rasul telah menjelaskan permasalahn ini dengan sangat jelas dan bijak?
Sebagaimana diriwayatkan Istri Beliau, Aisyah radhiyallahuanha, Rasul bersabda, ” Orang yang membaca Al~Quran dan mahir (membacanya), maka dia akan bersama para malaikat, pesuruh Allah yang mulia dan tunduk pada-Nya. Sedangkan orang yang membaca Al~Quran dengan terbata-bata dan merasa berat, maka ia akan mendapat dua pahala.” (Muttafaqun’alaih)
Lalu apa yang menjadikan kita berat untuk memulai membacanya?

Ataukah...karena kita merasa setiap hari kita sibuk, dan pekerjaan kita menumpuk. Padahal bukankah, ditengah kesibukan itu selalu saja tersisa waktu untuk istirahat dan mengerjakan pekerjaan-pekerajaan refresing yang lain?

Sungguh tidak adil kalau terhadap koran saja setiap hari kita masih ridlo meluangkan 1-2 jam untuk membolak-balik, dan membacanya, namun untuk menelaah Al Quran seringnya kita merasa tidak ada waktu, hingga hari-hari pun berlalu tanpa sehurup Quran pun terucap dari bibir kita.

Alangkah tidak pantas, kalau puluhan halaman situs bisa kita lahap dan telusuri, ratusan baris berita bisa kita nikmati, namun terhadap Al Quran kita masih bersikap apriori?

Muslimkah kita?

dan sangat pantas untuk selalu bertanya...Mengapa kita masih enggan membaca Al Quran?

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger