Kitapun sering berdo'a: Allahumma inna nasaluka salamatan fiddin, waafiyatan fil jasad, waziyadatan fil ilmi, wabarakatan fir-riqki, wa taubatan qabla-l-maut, warahmatan indal maut, wa maghfiratan ba'dal maut .... (Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keselamatan dalam beragama, kurniakan kami fisik yang sehat, ilmu yang semakin bertambah, rizki yang semakin berkah, kurniakan kami kekuatan untuk bertaubat sebelum meninggal, dan limpahkanlah kepada kami rahmat saat meninggal, serta pengampunan setelah kami meninggal ....).
Apa arti rizki? dan apa arti berkah dalam rizki? dan bagaimana menjadikan rizki kita semakin berkaH? Berikut sedikit penjelasan dari pertanyaan diatas.
Arti Rizki
Rizki artinya semua bentuk karunia atau pemberian dari Allah Swt yang bisa mendatangkan manfaat.
Banyak orang menganggap bahwa yang disebut rizki adalah hal-hal material saja, padahal semua karunia apapun bentuknya, baik materi maupun non materi semuanya adalah rizki. Iman, Islam, kesehatan, badan lengkap dengan anggotanya, umur, ilmu dan pemahaman, kelulusan, terhindar dari kecelakaan dan mara bahaya semua itu adalah rizki. Anak, orang tua, guru, murid, harta, rumah (papan), kendaraan, pakaian (sandang), makanan (pangan), dan semua pemberian dan karunia Allah yang tidak terhingga, hingga hidup dan mati kitapun semuanya merupakan rizki dan karunia Allah.
Semua itu hanya pemberian dan karunia Allah, hanya Allah-lah yang melimpahkan semua karunia tersebut, sehingga salah satu Asma Allah al-Husna adalah Ar-Razzaq (Maha pemberi rizki), artinya hak melimpahkan karunia dan rizki hanya milik mutlak Allah, meminta kepada selain Allah dianggap syirik (menyekutukan Allah).
Arti Berkah
Lalu apa arti berkah ? Berkah artinya az-ziyadah (bertambah), bertambah secara kwantitas (jumlah) dan kemanfaatanya.
Seorang dikarunia rizki uang, dipakai untuk membangun rumah, maka uang itu berkah. Rumah itu jika digunakan untuk pengajian, belajar-mengajar ngaji, tidak hanya sekedar tempat tinggal saja, maka rumah itu menjadi berkah, karena manfaatnya bertambah. Jika rumah tersebut dihuni oleh pembantu, anak asuh, anak yatim selain suami-istri dan anak-anak-anaknya maka semakin berakat, karena ada nilai tambah.
Begitu juga seseorang yang memiliki mobil, jika mobil itu dipakai untuk sendiri dan untuk kebaikan maka mobil itu berkah, tapi lebih berkah jika mobil itu sering dipinjamkan kepada orang lain, untuk mengantar orang sakit, untuk membantu tetangganya yang mantu, yang punya hajat, untuk keperluan dakwah, organisasi sosial-kemasyarakatan dan lain sebagainya. Karena mobil tersebut akan bertambah manfaatnya.
Ada pertanyaan, kalo begitu mobil itu cepat rusak dong ? jawabnya belum tentu, ada yang cepat rusak, tapi karena berkah Allah menggantikan dengan yang lebih baik. Tapi terkadang karena berkah tidak rusak-rusak walaupun dipinjam sana dipinjam sini, bahwa ada yang tidak pernah dipinjamkan, tiba-tiba nabrak atau ditabrak.
Saya pernah mendengar sebuah cerita tentang seorang milyuner Indonesia, ia memiliki pesawat pribadi, bagaimana ia menghabiskan uangnya yang milyaran tersebut? Ternyata ia hobi berjudi, hampir satu minggu sekali atau minimal satu bulan sekali pergi ketempat-tempat perjudian terkenal di dunia, di Singapora, London, Australia, Las Vegas dan lain-lain. Satu malam mereka bisa menghabiskan 1 juta USD atau sekitar (20 Milyar), katanya mereka mendapatkan kepuasan dengan cara itu. Suatu saat ia pergi ke London dengan pesawat pribadi, setelah melakukan aktifitasnya, mereka bersantai ria, tiba-tiba ia ingin makanan khas Indonesia. Apa yang dilakukan, ia menyuruh pembantunya untuk membeli makanan khas Indonesia ke Singapura dengan pesawat pribadinya. Bayangkan bagaimana tidak berkahnya harta yang milyaran itu. Karena berapa biaya bahan bakar pesawat, biaya parkir pesawat di sebuah bandara? Ini contoh harta yang tidak berkah.
Agar rizki kita lebih barakah
Agar rizki yang dianugerahkan Allah kepada kita bertambah barakah (bertamah secara jumlah, dan manfaatnya), maka al-Quran dan Hadits memberikan kita bimbingan sebagai berikut:
- Kuatkan iman dan taqwa, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat (al-A'raf:96) sebagai berikut:
Makna keimanan dan ketaqwaan adalah meningkatkan ketundukan dalam menjalankan perintah-perintah Allah, serta meninggalkan larangan-Nya.
Jika keimanan dan ketaqwaan menambah barakah rizki kita, maka maksiat akan mengurangi bahkan menghilangkan nikmat/rizki kita. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad disebutkan: bahwa seorang hamba terhalang untuk mendapatkan rizki karena maksiat yang diperbuatnya. Maksiat juga akan menghalangi masuknya ilmu, menjadikan hati seseorang jauh dan asing dengan Allah, membuat jarak antara dia dan manusia, menjadikan dalam hatinya kegelapan, maksiat juga akan melemahkan hati dan fisik, juga menghalangi seseorang untuk melakukan ketaatan, maksiat juga memperpendek umur serta menghilangkan berkahnya, maksiat juga akan melahirkan maksiat semisal, dan lama kelamaan menjadikannya adat dan tradisi, karena maksiat yang dilakukan terasa semakin kecil di dalam hati mereka (orang-orang yang melakukan maksiat).
2. Hindari dan hindarkan Riba, perbanyak zakat, infaq dan shadaqah
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)." (ar-rum (30:39)
Riba itu kelihatannya menjadikan harta kita bertambah, karena tidak mungkin berkurang dan pasti bertambah. Mungkin persepsi ini benar secara kasat mata, secara jumlah matematis, tapi tidak demikian menurut kacamata agama. Jumlahnya bisa bertambah tapi berkahnya tidak ada, artinya walaupun banyak jumlahnya tapi tidak terasa manfaatnya.
Sementara sadaqah, adalah kebalikannya, secara matematis kalau kita mengeluarkan 100,000,- (seratus ribu) sementara uang kita satu juta, maka uang kita menjadi 900,000,- (sembilan ratus ribu), tapi hakekatnya, tidak berkurang malah bertambah. Karena Allah akan melipat gandakan uang tersebut secara matematis maupun pahala. Permisalannya seperti orang yang menanam satu biji tumbuh 7 batang pohon, setiap batang memiliki 100 biji, jadi berlipat 700 kali.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda: La Yanqushu malun min shadaqah (tidak akan berkurang suatu harta karena sadaqah).
3. Jangan ragu berkontribusi
Selalu berkontribusi juga akan menjadikan rizki kita berkah, kontribusi dalam bentuk apapun, dalam bentuk Pikiran, Materi, Ilmu/Pengajaran, Nasehat, bahkan hanya sekedar senyuman. Berkah dari kontribusi ini berupa datangnya kemudahan-kemudahan, sebagaimana difirmankan oleh Allah:
فَأَمَّا مَن أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah."4. Lakukan Aktifitas di pagi hari
Hal lain yang bisa mendatangkan berkah adalah melakukan aktifitas di pagi hari, karena di pagi hari itulah waktu turunnya berkah dari langit.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad, dari Sakhr al-Ghamidi, Rasulullah bersabda: "Ya Allah, berilah berkah kepada umatku di pagi hari". Oleh karena itu Rasulullah jika memberangkatkan tentara perang pasti pada pagi hari. Sakhr adalah seorang pedagang, jika ia pergi bersama kafilah dagangnya pasti di pagi hari, sehingga hartanya menjadi bertambah dan berlipat ganda.
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ ((أَبُو دَاوُد، ابن ماجة، أحمد))
Shalat Dhuha juga bisa menjadi penyebab terbukanya pintu langit, ini dapat kita hayati dari do'a yang dipanjatkan seusai shalat.
"Ya Allah, jika rizkiku ada di langit maka turunkanlah, jika berada di perut bumi maka keluarkan, jika ia haram maka halalkan, jika ia jauh maka dekatkan."
Demikian pula tradisi membaca surat Waqiah tiap malam hari, juga akan membuka pintu langit, seperti tersebut dalam hadits berikut:
عن أبي ظبية قال مرض عبد الله ابن عباس مرضه الذي توفي فيه فعاده عثمان بن عفان فقال ما تشتكي قال ذنوبي قال فما تشتهي قال رحمة ربي قال ألا آمر لك بطبيب قال الطبيب أمرضني قال ألا آمر لك بعطاء قال لاحاجة لي فيه قال يكون لبناتك من بعدك قال أتخشى على بناتي الفقر إني أمرت بناتي يقرأن كل ليلة سورة الواقعة إني سمعت رسول الله صلى الله تعالى عليه وعلى آله وسلم يقول من قرأ سورة الواقعة كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا>> . وعن عبد الله بن مسعود قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول <<من قرأ سورة الواقعة كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا>> فكان أبو ظبية لا يدعها.
Diriwayatkan dari Abi Dhabiyyah ia berkata, suatu hari Abdullah bin Abbas sakit –yang menyebabkan beliau meningga-. Utsman bin Affan datang untuk menjenguk beliau, lalu berkata: Rasa sakit apa yang engkau rasakan?. "Dosaku", jawab beliau. "Sekarang makanan apa yang sangat kau inginkan ?", "Rahmat Tuhanku". Jawab beliau. "Apa perlu aku panggil dokter?". Tanya Utsman. "Dokter itulah yang membuat saya sakit". Jawab beliau. "Terus apa perlu saya kirim kamu uang yang kamu butuhkan?". "Aku tidak membutuhkannya". "Mungkin untuk putri-putrimu setelah kematianmu". "Apakah kamu takut putriku dilanda kemiskinan?, Aku sudah menyuruh mereka untuk membaca surrat al-Waqiah tiap malam, karena aku mendengar Rasulullah bersabda; "Barangsiapa membaca surat al-Waqiah tiap malam, maka tidak akan ditimpa kefakiran selamnya".Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sejak itu Abu Dhabiyyah tidak pernah meninggalkan membaca surat al-Waqiah tiap malam.
Dalam hadits lain tentang keutamaan surat al-Waqiah, Abu Ishaq berkata dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas ia berkata: Abu Bakar berkata kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah kelihatannya anda sudah mulai beruban". "Ya, yang menjadikan saya beruban adalah surat Hud, Waqiah, Mursalat, Amma Yatasaalun, dan Idza-s-syamsu kuwwirat".
Ini menandakan keagunggan dan kedahsyatan makna yang terkandung di dalam surat-surat tersebut.
Semoga Allah Swt, berkanan menembah berkah rizki yang dikaruniakan kepada kita, sehingga kita mampu berbuat kebaikan lebih, agar lebih dekat dengan-Nya.
6. Selalu mencari dan mengkonsumsi suber rizki yang halal (halalan) dan baik (thayyiban)
(Dr. Khalid Mushlih, MA)
Gandu, Ahad, Ramadlan 1431 H
0 komentar:
Posting Komentar