Blokade Gaza

Blokade Gaza
Adalah blokade yang diberlakukan Israel terhadap Jalur Gaza pasca kemenangan Hamas dalam pemilu legislatif Palestina tahun 2006. Blokade ini semakin diperketat setelah Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza tahun 2007. Sejak saat itu, berbagai kebutuhan pokok seperti bahan bakar, listrik, obat-obatan, susu bayi, serta berbagai kebutuhan pokok lainnya tidak diperbolehkan  atau sangat dibatasi masuk Gaza. Termasuk diantaranya, bahan bangunan seperti semen, besi dan berbagai bahan bangunan lain yang dibutuhkan untuk merekontruksi Gaza, terutama pasca penyerangan Israel di penghujung tahun 2008. Lebih dari dua ratus ribu pekerja Palestina yang sehari-hari bekerja di perusahaan-perusahaan Israel terpaksa menganggur akibat di PHK.

Zionis-Israel memperkuat blokadenya tahun 2007 setelah Hamas mengambil alih kendali Gaza pada bulan Juni 2007. Hal yang sangat jelas pada blokade ini, mencegah dan mengendalikan pasokan bahan bakar, listrik dan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti cuka, minyak goring, roti, sayur, daging dll. Bahkan tidak hanya itu Israel juga mencegah penangkapan ikan laut di wilayah perairan laut Palestina,

Kemudian, Israel juga menutup penyeberangan antara Gaza dan Israel. Menurut pendapat beberapa intelektual dan pengamat, bahwa Mesir punya peran dalam blokade terhadap Gaza secara tidak resmi. Ini bisa dilihat dari penutupan perbatasan Rafah sebagai pintu akses menuju Gaza. Sebagai dampak dari tekanan blokade ini, ribuan warga Palestina pada tanggal 23 Januari 2008 menyerbu perbatasan Mesir untuk mendapatkan suplai bahan makanan dari Mesir. Pada peristiwa ini sedikitnya 750 ribu warga Palestina berhasil menerobos masuk Mesir.

Presiden Mesir Hosni Mubarak menjelaskan kepada wartawan pada acara pembukaan Pameran Buku Tahunan di Kairo, “Saya telah memerintahkan pasukan keamanan untuk mengizinkan warga Palestina masuk ke wilayah Mesir untuk membeli kebutuhan pokok mereka, kemudian kembali ke Gaza selama mereka tidak membawa senjata atau barang berbahaya lainnya."
Demikin juga halnya dengan Israel, pasca insiden serangan terhadap armada kebebasan yang bertujuan untuk menghentikan blokade, Israel mengumumkan kepada para aktivis kemanusian, bahwa pihaknya telah memberi kelonggaran masuknya beberapa item kebutuhan pokok seperti makanan, peralatan dapur maupun mainan anak-anak. Namun sikap Israel ini oleh Hamas dinilai sebagai sebagai propaganda dan kelicikan Zionis semata.

Faktanya, situasi tambah memburuk bagi penduduk Gaza, sehingag memaksa Koordinator Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Maxwell Gaylard untuk angkat bicara. Dalam penjelasannya, Maxwell Gaylard mengatakan, ”blokade ini adalah serangan terhadap martabat manusia.” Tidak hanya itu, hal ini sama jahatnya dengan penghancuran Gaza International Airport, bandara satu-satunya di Gaza, sehingga keaadan blokade bertambah parah dan penderitaan semakin panjang yang dialami warga Gaza.

comment 0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger