Al-Qur’an sebagai landasan hidup manusia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang lain. Beberapa keistimewaan tersebut antara lain:
- Keistimewaan Tilawah [Membaca Al-Qur'an ]
Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang harus dibaca, bahkan sangat dianjurkan untuk dijadikan sebagai bacaan harian. Allah SWT menilainya sebagai ibadah bagi siapapun yang membacanya. Pahala yang Allah berikan tidak dihitung per ayat atau per kata melainkan perhuruf, sebagaimana dijelaskan Rasulullah saw, yang artinya: " Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, namun adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf." Namun realitanya mengapa membaca Al-Qur'an kadang masih sangat berat untuk dilakukan? dikesempatan yang lalu, Ufuk Islam pernah mengulas tentang Mengapa Kita Masih Enggan Membaca Al-Qur'an? bagi anda yang ingin mengetahuinya silahkan merujuk ke halaman tersebut.
Pada hakikatnya tilawah bukanlah hal yang sederhana, namun dalam bertilawah seorang qori’[pembaca] dituntut untuk menjaga keaslian [Ashalah] bacaan Al-Qur’an seperti yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui Jibril. Allah SWT berfirman, yang artinya:" Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu." [QS. Al-Qiyaamah: 18].Karena itu, Rasul pun menunjuk dan memberi kepercayaan kepada beberapa orang sahabat untuk mengajarkannya, di antara mereka adalah Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, dan Salim Maula Abi Hudzaifah.
Para sahabat kemudian mengajarkan kepada para tabi’in dan demikian seterusnya Al-Qur’an diajarkan secara turun-temurun dalam keadaan asli tanpa terkurangi huruf-hurufnya, kalimat-kalimatnya, bahkan sampai teknis membacanya. Untuk menjaga keaslian Al-Qur’an, ulama menjaga sanad Al-Qur’an [runtutan para pengajar Al-Qur’an sejak zaman Rasul hingga sekarang]. Maka tidak heran kalau Imam Al-Jazari mewajibkan kepada setiap muslim untuk membaca dengan tajwid, karena hal ini merupakan penjagaan terhadap keaslian Al-Qur’an Beliau mengatakan dalam MandzumahAl-Jazari, yang artinya:‘’Membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid, maka ia berdosa karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al-Qur’an, dan dengan demikian pula ia sampai kepada kita dari-Nya.’’
Karena itulah, metode yang asasi dan asli dalam mempelajari Al-Qur’an adalah dengan metode talaqqi yaitu mempelajari Al-Qur’an melalui seorang guru secara langsung atau berhadap-hadapanMengingat terbatasnya jumlah orang-orang yang menguasai Al-Qur’an terutama dalam hal tilawah, maka ulama ahli qira’at meletakkan kaidah-kaidah cara membaca yang baik dan benar yang disebut dengan Tajwid atau Ilmu Tajwid.
- Keistimewaan Tadabbur Al-Qur'an [Merenungkan]
Al-Qur’an mampu menjadi ruh [penggerak] bagi kemajuan kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburi makna yang terkandung dalam setiap ayat-ayatnya. Allah SWT berfirman, yang artinya:
" Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu sebuah ruh [Al-Qur’an] dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tiadalah mengetahui apakah Al-Kitab itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu? Tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." [QS. Asy-Syuuraa: 52]
" Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburkan ayat-ayat-Nya dan supaya menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal. "[ QS. Shaad: 29]
- Keistimewaan Hifz Al-Qur'an [Menghafal Al Quran]
Al-Qur’an selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan ke dalam dada. Dan ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan dalam hati seseorang. Allah SWT berfirman, yang artinya: " Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." [ QS. Al-Ankabut:49]
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari pada Al-Qur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni." [ HR. At-Tirmidzi] Untuk itulah Al-Qur'an perlu dihafal. Menghafal Al-Qur'an berarti mengulang-ulang bacaan Al Qur'an. Ini artinya pelung menambah pahala dari membaca Al Quran akan semakin banyak. Dan dengan menghafal Al Quran (hifdzul Quran) peluang untuk berinteraksi dengan Al Quran dalam bentuk-bentuk lainnya juga semakin banyak. Sehingga otomatis, dengan menghafal Al-Qur'an kita akan semakin akrab dengan Al-Qur'an.
Pada akhirnya, kita dapat mengukur seberapa jauh kecintaan kita terhadap Allah dengan melihat seberapa jauh kecintaan dan kesetiaan kita terhadap Al-Qur'an. Karena dengan banyak berinteraksi dengan Al-Qur'an kita akan semakin banyak mendapatkan petunjuk Allah dalam menjalani hidup. Semakin banyak membaca; menghafalkan Al-Quran, akan semakin terkondisi jiwa kita untuk cenderung kepada apa-apa yang Allah ridloi. Semakin jauh kita dengan Al-Qur'an, maka semakin jauh juga hidayah Allah dari hidup kita. Semoga keistiewaan-keistimewaan Al-Quran yang telah kita sebutkan di atas benar-benar bisa kita raih, dan Allah menjadikan kita termasuk diantara Ahlul Qur'an yang menjadi Ahlullah wakhooshotuh (hamba-hamba Allah yang dekat dan memiliki kedudukan khusus di hadapanNya). Allohumma amien.
Sumber Bacaan: Pedoman Dauroh Al-Qur'an
0 komentar:
Posting Komentar