Apakah Habbatus Sauda’ Menyembuhkan Segala Penyakit?
Dr. ‘Abdul Jawwad Ash-Showi berkata, “Kaum muslimin mempercayai hadits-hadits tentang habbatus sauda’. Para ulama berbeda-beda dalam menjelaskan hadits-hadits tersebut:
Sebagian ulama berkata bahwa keumuman penyembuhan yang meliputi segala penyakit, sebagaimana yang bisa dipahami dari redaksi hadits-hadits tersebut secara zhohir, bukanlah yang dimaksudkan, akan tetapi habbatus sauda itu menyembuhkan sebagian penyakit saja.
Hadits tersebut menggunakan gaya ungkapan yang bisa dikategorikan sebagai al-‘am yurodu bihi ‘l-khosh [kalimat umum, tetapi dimaksudkan untuk makna khusus].
Sebagian ulama lain mengatakan bahwa pada dasarnya kalimat yang bersifat umum, seharusnya kita pahami sesuai dengan keumumannya, selama tidak ada korelasi kuat yang memalingkan dari makna tersebut. Karena itu, para ulama yang berpendapat demikian menguatkan khasiat habbauts sauda’ dalam penyembuhan segala jenis penyakit. Berbagai riset modern membuk-tikan bahwa sistem kekebalan mampu memberikan penyembuhan yang akurat dan spesifik bagi setiap penyakit yang menyerang tubuh, dengan cara mengaktifkan kekebalan spesifik yang terdapat di sel-sel limphoid [limfosit] yang memproduksi antibodi dan sel-sel pembunuh spesifik untuk setiap penyakit. Adapun habbatus sauda memiliki pengaruh kuat dalam mengaktifkan dan menguatkan sistem kekebalan ini, sehingga dengan demikian habbatus sauda bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan demikian, kita bisa memakai makna zhohir dari nash-nash hadits tersebut tetap pada keumuman maknanya.
Ada beberapa penjelasan para ulama kita terdahulu mengenai hadits-hadits ini, dan penjela-san ringkas mengenai sistem kekebalan, didukung dengan ringkasan beberapa hasil eksperimen mengenai pengaruh habbatus sauda’ terhadap sistem kekebalan tubuh ini, kemudian menjelaskan sisi kemukjizatan ilmiah yang terkandung dalam hadits-hadits ini.
Nash-nash yang Meriwayatkan Pemakaian Habbatus Sauda’
Imam Bukhori meriwayatkan dari ‘Aisyah ra, bahwa ia pernah mendengar Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala macam penyakit, kecuali as-sam.” Saya bertanya, ‘Apakah as-sam itu?’ Beliau menjawab, ‘Kematian’.
Dalam riwayat Imam Muslim: “Tidak ada satu pun penyakit, kecuali obatnya terdapat pada habbatus sauda’, kecuali kematian.”
Penjelasan Para Ulama terhadap Hadits-hadits tentang Habbatus Sauda’
Para ulama muslim terdahulu berbeda pendapat dalam menafsiri hadits-hadits ini, sesuai dengan pengetahuan yang ada pada masa mereka. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud bukan makna umum, tetapi makna khusus.
Al-Munawi berkata, “Ia menyembuhkan segala penyakit yang timbul karena adanya unsur basah [ruthubah]. Tetapi habbatussauda tidak dikonsumsi sendirian sebagai obat, melainkan kadang-kadang digunakan campuran obat lain dan juga tanpa campuran, tergantung kebutuhan penyakit.”
Ibnu Hajar Al-‘Asqolani juga berkomentar seperti di atas, hanya saja menambah komentar mengenai “setiap penyakit”. Kata beliau, “Maksudnya setiap penyakit yang bisa diobati dengannya, karena sesungguhnya habbatus sauda’ ini bermanfaat untuk mengatasi penyakit-penyakit yang disebabkan unsur dingin [barid]. Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh unsur panas [har], tidak bisa.”
Al-Khoththobi berkata, “Itu termasuk kategori kalimat umum, tetapi dimaksudkan untuk makna khusus. Sebab, tidak ada tumbuhan yang memiliki bersifat menghimpun segala karakter yang bisa menghadapi segala karakter lain dalam mengobati semua penyakit dengan kebalikannya. Tetapi ,yang dimaksudkan adalah penyembuh segala penyakit yang terjadi disebabkan oleh adanya unsur basah [ruthubah].”
Abu Bakar bin Al-‘Arobi berkata, “Menurut para dokter, madu lebih mendekati untuk dikata-kan ‘bisa menyembuhkan segala macam penyakit’, dibandingkan habbatus sauda’. Jika firman Allah mengenai 'madu di dalamnya terdapat kesembuhan’ dimaksudkan untuk sebagian besar penyakit, maka habbatus sauda’ pun lebih tepat bila ditafsiri demikian.”
Adapun penulis kitab Tuhfatu ‘l-Ahwadzi yang tetap menafsiri hadits-hadits di atas sesuai dengan keumuman maknanya, mengatakan, “Hadits-hadits Nabi tersebut harus dipahami sesuai dengan keumumannya, karena dalam hadits tersebut terdapat sabda beliau ‘kecuali kematian’. Seperti firman Allah, ‘Demi masa. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholih, saling berwasiat dengan kebenaran, dan saling berwasiat dengan kesabaran’.”
Kemudian ia berkata lagi , “Abu Muhammad bin Abi Hamzah berkata, ‘Banyak orang mem-perbincangkan makna hadits ini. Mereka mengkhususkan keumuman maknanya, dengan mengikuti pendapat para pakar kedokteran dan ahli eksperimen. Tidak diragukan, pendapat seperti itu keliru. Sebab, jika kita percaya kepada pakar kedokteran- sedangkan kebanyakan ilmu mereka didasarkan pada eksperimen, yang berlandaskan dugaan kuat [hipotesis]-, maka mempercayai Nabi yang tidak pernah berbicara berdasarkan hawa nafsu, melainkan berdasarkan wahyu yang diwahyukan kepada beliau, lebih tepat daripada mempercayai pendapat mereka’.”
Manfaat Ilmiah Habbatus Sauda’ Terhadap Sistem Kekebalan Tubuh
Manusia, secara wajar menghadapi berbagai jenis bakteri, virus, jamur, dan parasit yang menyerang kita melalui kulit, jalan pernafasan, saluran pencernaan, membran yang ada di dalam mata, dan sistem urine, yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit berbahaya andai-kata mampu menembus organ dalam tubuh,selain jumlah yang terus biasa hidup secara alamiah di dalam tubuh kita.
Tetapi, merupakan salah satu wujud kasih sayang Allah swt kepada kita bahwa Dia mencip-takan sistem khusus di dalam tubuh kita untuk melindunginya dari serangan luar yang berasal dari partikel-partikel kecil ini beserta racun-racun yang dikeluarkannya di dalam tubuh. Sistem ini disebut sebagai sistem kekebalan. Sistem ini melaksanakan dua fungsi yang saling menyempurnakan untuk mencegah penyakit dan menghindari penyebabnya yang menyerang tubuh; mungkin dengan meng-hancurkannya melalui proses makan sel [fagositosis] atau dengan memproduksi antibodi dan sel-sel spesifik yang sesuai dengan struktur setiap partikel yang menyerang tubuh. Hal itu sebagai jaminan untuk memusnahkannya secara tuntas. Berdasarkan hal itu, maka kekebalan yang diberikan oleh sistem ini bagi tubuh, bisa dibagi menjadi dua bagian pokok, kekebalan alami dan kekebalan yang didapat.
(Dikutif dari buku Keajaiban Thibbun Nabawi)
Free Counter | Diseño Web |
0 komentar:
Posting Komentar