Sejak dahulu, sirsak telah menjadi komoditi tanaman obat yang cukup diperhitungkan. Sela-ma berabad-abad, bangsa India telah menggunakan tanaman ini sebagai ramuan obat tradisional guna mengobati penyakit jantung, asma, liver, dan reumatik. Karena beberapa khasiatnya, Christo-per Columbus pun tertarik membawa tanaman khasiat ini ke Eropa setelah menemukan Benua Amerika. Dari Eropalah , khasiat sirsak menyebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kini, berbagai negara di dunia telah menggunakan sirsak sebagai tanaman obat. Bahkan, beberapa studi terbaru menunjukkan, tanaman yang dalam bahasa Brasil bernama Graviola ini berkhasiat mengobati kanker. Bagaimana cara sirsak menggempur kanker?
Dari berbagai penanganan penyakit kanker yang telah ada, kemoterapi merupakan terapi yang kebanyakan dilakukan. Saat ini, jenis terapi ini dianggap paling baik dalam menumpas kanker. Terapi ini berupa memasokkan obat-obatan maupun bahan-bahan kimia lainnya ke dalam tubuh penderita kanker. Obat yang digunakan dalam kemoterapi bertujuan mematikan sel-sel abnormal pemicu kanker serta meningkatkan kekebalan tubuh [imun] agar terhindar dari serangan sel kanker ‘susulan’.
Bagi penderita kanker stadium lanjut, kemoterapi adalah jenis terapi yang seringa digunakan . Saat kanker telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, tidak mungkin dilakukan operasi pengangkat-an. Satu-satunya jalan adalah pemberian zat kimia [kemoterapi] untuk membunuh sel kanker agar tidak semakin menjalar.
Kemoterapi dapat menjadi pengobatan utama maupun pengobatan pendamping biopsi dan operasi. Pada penderita kanker stadium IV, peluang sembuh penderita pada stadium ini sangatlah kecil. Bagi penderita kanker yang sudah mencapai stadium IV, kemoterapi berfungsi menekan rasa sakit agar si penderita lebih tenang menjalani sisa-sisa hidupnya.
Walaupun saat ini di anggap terapi paling baik, namun kemoterapi mempunyai banyak kelemahan. Zat-zat kimia dalam kemoterapi tak sepenuhnya menyerang sel kanker. Bukan itu saja, sel normal tubuh pun dapat ikut terserang. Kemoterapi memang meracuni sel kanker yang tumbuh cepat, namun kemoterapi juga menghancurkan pertumbuhan sel normal tubuh. Sel-sel normal yang kemungkinan diserang dapat pada sumsum tulang, jaringan rambut, salurang pencernaan, serta sel-sel pada organ hati, ginjal, jantung dan sebagainya.
Kemoterapi tak dapat membedakan mana sel normal dan mana sel abnormal. Akibatnya terapi ini dapat menimbulkan beberapa efek samping. Efek samping yang dirasakan pasca kemote-rapi diantaranya:
- Kerontokan pada rambut.
- Kulit menjadi gelap.
- Pendarahan di bawah kulit.
- Nafsu makan berkurang.
- Perut terasa mual.
- Badan mudah lemas.
- Bila terkena benda tumpul, badan mudah memar.
- Bila terkena luka, sulit membeku. Ini akibat zat-zat kimia dalam kemoterapi mempengaruhi proses pembentukan darah dalam tubuh.
Selain beberapa efek negatif di atas, masih ada lagi beberapa kemungkinan setelah menjalani terapi ini.
Dalam kemoterapi juga ditemukan tiga efek negatif yang tak berbeda dari terapi radiasi. Pertama, awalnya kemoterapi memang dapat menghancurkan sel kanker. Namun lama-kelamaan terapi ini tidak efektif menghancurkan sel kanker lagi. Kedua, saat tubuh menanggung racun dalam jumlah berat akibat pengaruh kemoterapi, kekebalan tubuh justru menurun. Ketiga, kemoterapi dapat menyebabkan sel kanker bermutasi dan menjadi sulit untuk dihancurkan [Herlina Wiyaning-rum, 2011: 49].
Dengan banyaknya efek samping yang membahayakan tubuh, banyak orang takut melaku-kan kemoterapi. Pada dasarnya, pengobatan medis bagi penderita kanker yang efektif sampai saat ini masih terus diteliti. Hingga kini, para ahli masih terus mencari obat efektif dalam melawan kanker . Dengan tidak adanya suplai makanan, pertumbuhan sel kanker semakin terganggu, bahkan secara perlahan akan mati dengan sendirinya.
Tanaman sirsak ini dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif penyakit kanker. Bebera-pa senyawa dalam tanaman ini berfungsi membunuh sel kanker. Beberapa hasil penelitian memapa-rkan, saat ini bagian tanaman sirsak yang berkhasiat mengobati kanker adalah daun. Dalam daun sirsak terkandung senyawa acetogenins yang bersifat sitotoksik [membunuh kanker]. Senyawa ini akan menghambat proses pembentukan Adenosine Triphospat [ATP] yang merupakan sumber energi bagi sel kanker.
Ditemukan khasiat daun sirsak cukup melegakan. Bagi penderita kanker, sirsak dapat menja-di alternatif pengobatan selain kemoterapi. Kelebihan pengobatan menggunakan tanaman ini adalah minimnya efek samping yang ditimbulkan. Berbeda dengan kemoterapi yang tidak dapat membeda-kan antara sel normal dan sel kanker, sehingga menimbulkan efek samping bagi sel tubuh normal.
Zat kimia dalam kemoterapi dapat menyerang sel kanker dan sel normal sekaligus, risiko ini dapat menyebabkan beberapa efek samping yang cukup mengganggu. Lain halnya dengan daun sirsak, senyawa yang terkandung di dalamnya hanya menyerang sel abnormal pemicu kanker saja, se-dangkan sel normal tubuh tidak diserang. Ini menyebabkan terapi menggunakan daun sirsak relatif lebih aman bagi tubuh dan tidak menimbulkan efek samping yang terlalu membahayakan. Senyawa acetogenins mampu membedakan dan memilih sel kanker secara tepat untuk kemudian memusnah-kannya.
Beberapa kisah menyebutkan, penderita kanker sembuh setelah mengonsumsi air rebusan daun sirsak maupun kapsul ekstrak daun sirsak. Seperti Hendarlin, pensiunan perusahaan Badan Usaha Milik Negara [BUMN] ini telah membantu menyelamatkan nyawa anggota keluarganya yang terkena kanker dengan salah satu ikhtiarnya meminum daun sirsak. Begitu pula Nelleke Sosromihar-jo, ia terselamatkan dari ancaman kanker otak dengan ikhtiar mengonsumsi air rebusan daun sirsak [Majalah Trubus edisi 497-April 2011].
Sirsak lebih ampuh daripada kemoterapi? Demikian kesimpulan beberapa penelitian yang dilakukan beberapa universitas dan lembaga penelitian ternama. Zat yang terkandung dalam sirsak ampuh obati kanker. Bahkan, zat-zat yang terkandung, dalam daun sirsak 10.000 kali lebih hebat dari kemoterapi. Sebuah angka fantastis bukan?
Hasil studi Catholic University, Korea Selatan, yang dimuat dalam The Journal of Natural Product menyebutkan, daun sirsak lebih hebat 10.000 kali lipat jika dibandingkan Adriamycin dan kemoterapi [Herlina Widyaningrum, 2011]. Adriamycin merupakan jenis obat yang digunakan untuk penyembuhan kanker darah leukimia], prostat, paru-paru, dan pankreas. Zat-zat yang terkandung dalam daun sirsak mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker secara tepat.
Dalam daun sirsak terkandung senyawa Acetogenins. Senyawa ini berguna menghambat pembentukan Adenosine Triphospat [ATP] yang merupakan sumber energi bagi sel kanker. Dengan pasokan energi yang dilemahkan, sel kanker secara perlahan akan mati.
Penelitian lain, hasil studi yang dilakukan peneliti Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana , Amerika Serikat, Jenny L McLaughlin menyebutkan, daun sirsak memiliki khasiat antikanker. Penelitian ini dilakukan pada 1995-1996. Dalam penelitiannya, dia menggandeng peneliti Seko-lah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof. Soelaksono Sastrodihardjo PhD. Sela-in itu, dia juga membawa mahasiswanya yang berasal dari Korea Selatan, Feng E Wu. Penelitian dila-kukan di daerah Garut, Jawa Barat. Mereka mengumpulkan daun sirsak, mengeringkan lalu memba-wanya ke Amerika Serikat untuk diteliti. Hasil penelitian mengungkapkan, dalam daun sirsak yang diteliti menunjukkan adanya kandungan senyawa aktif Acetogenins. Zat Acetogenins di daun sirsak ini terdiri dari murikatosin A, murikatosin B, anomurisin E, murikapentosin, anopentosin A dan B, dan C.
Senyawa ini berkhasiat ampuh menumpas 7 sel kanker yaitu kanker serviks, payudara, usus besar, pankreas, prostat, paru-paru dan ginjal. Ini didukung bukti berupa pengalaman beberapa penderita kanker yang sembuh setelah mengonsumsi air rebusan daun sirsak dan kapsul berisi ekstrak daun sirsak.
Dari beberapa hasil penelitian memperlihatkan, air rebusan dan ekstrak daun sirsak dapat digunakan sebagai obat antikanker yang efektif serta tanpa menyebabkan mual, penurunan berat badan dan kerontokan rambut. Selain itu, sirsak bermanfaat manambah energi dan memperbaiki kondisi fisik tubuh. Sirsak dapat menambah kekebalan [imunitas] tubuh sehingga dapat meningkat-kan daya tahan tubuh dari kemungkinan serangan penyakit. Penderita kanker yang melakukan peng-obatan dengan terapi ini merasa lebih kuat dan lebih sehat dalam menjalani pengobatannya.
Hasil studi para peneliti di Universitas Purdue, Amerika Serikat, juga melaporkan. Senyawa dari Annonaceous asetogenin ini dapat membunuh sel kanker yang resisten terhadap beberapa jenis obat. Menurut riset lain yang juga dilakukan para peneliti Universitas Purdue, daun sirsak mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker prostat, pankreas dan paru-paru.
Lantas, bagaimana penelitian tentang khasiat sirsak di Indonesia? Untuk Indonesia sendiri, penelitian mengenai khasiat sirsak dan tanaman obat lainnya akan dilakukan dalam waktu dekat. Dalam studi ini, RS Kanker Dharmais akan bekerja sama dengan Nanjing University of Chinese Medicine dan difasilitasi Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia [PDHMI]. Dalam penelitian ini akan dilakukan terapi kombinasi antara obat-obatan dan juga herbal [Dr. Adji Suranto, 2011]
Itulah beberapa penelitian yang menyimpulkan khasiat sirsak sebagai tanaman antikanker. Dunia telah lama mengakui khasiat sirsak sebagai tanaman obat. Konon, karena khasiat dahsyatnya, beberapa perusahaan farmasi besar Amerika Serikat [AS] menyembunyikan khasiat buah ini hampir sepuluh tahun lamanya. Ini terjadi saat sebuah perusahaan farmasi terbesar AS melakukan riset pada pohon grviola yang tumbuh di hutan Amazon. Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpilan luar biasa, sebagian besar bagian tanaman graviola berkhasiat menumpas kanker.
Pasca penelitian, perusahaan farmasi tersebut bermaksud mematenkan temuannya, namun upaya itu mengalami jalan buntu. Dalam hukum federal AS, bahan alami tidak dapat dipatenkan. Tidak dapat mematenkan hasil temuannya, upaya selanjutnya adalah membuat kloning pohon gravi-ola. Celakanya, graviola adalah jenis pohon yang tidak dapat di kloning. Akhirnya, jalan terakhir adalah tidak mempublikasikan hasil penelitiannya. Ini dilakukan demi menyelamatkan komoditi kemoterapi yang menjadi produk unggulan mereka dalam pengobatan kanker.
Sebab, jika khasiat buah graviola dipublikasikan, tentu saja menjadipetaka bagi perusahaan. Dengan berbagai keunggulan seperti lebih dahsyat tumpas kanker, dapat dengan mudah ditemukan dan tentu saja berbiaya murah, graviola akan menurunkan komoditi kemoterapi yang selama ini menjadi andalan bisnis mereka. Sembari menunggu modal yang telah dikeluarkan guna penelitian kemoterapi kembali, hasil penelitian graviola disembunyikan. Jadilah ribuan penderita kanker tere-nggut nyawanya akibat kepentingan bisnis kapital yang hanya mengutamakan keuntungan.
Namun, niat jahat tak selamanya berjalan mulus. Begitu pula upaya menyembunyikan khasi-at graviola. Bermula dari salah satu anggota tim peneliti membocorkan khasiat graviola kepada anggota keluarganya yang terkena kanker, keajaiban buah ini lantas menjadi buah bibir. Kini, khasiat graviola yang sempat ‘hilang’ dapat menjadi andalan dalam pengobatan kanker.
Daun sirsak memberikan efekanti tumor/kanker yang sangat kuat. Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika daun sirsak memberikan efekanti tumor/kanker yang sangat kuat, ini terbukti bahwa senyawa acetogenins yang ada di dalamnya secara medis mampu memban-tu menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker, buah dan daun sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur [fungi], efektif malawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stres, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik. Jadi, semakin lengkaplah khasiat tanaman graviola ini untuk kehidupan umat manusia. Bahkan khasiat buah ini dalam menyembuhkan penyakit dapat lebih besar daripada pengobatan-pengobatan konvensional yang sudah ada.
0 komentar:
Posting Komentar